TANGERANG - Dilanda pandemi covid-19 hingga dua tahun. Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mencoba kembali menggeliatkan semangat masyarakat Kota Tangerang, yang peduli dengan pengolahan sampah.
Menggunakan momentum HUT Kota Tangerang ke-29, hal itu diimplementasikan DLH dengan menggelar lomba Kelompok Masyarakat Peduli Sampah Spesifik, yang diikuti 20 RW terpilih atas rekomendasi Tim Pembina Proklim.
Baca juga:
Kasal Resmikan Monumen KRI Nanggala-402
|
“Saat ini sudah masuk dalam tahap penilaian. Semoga dapat membangun semangat masyarakat dalam pemilahan atau pengolahan sampah spesifik limbah B3 rumah tangga, sejak dalam pembuangan pertama. bukan sekadar lombanya, tapi konsistensinya terhadap lingkungan, ” ungkap Tihar Sopian, Kepala DLH, Kamis (10/2/22).
Ia pun menjelaskan, dalam perlombaan ini mendatangkan juri dari Tim Pembina Proklim. Dengan penilaian 15 indikator, mulai dari administrasi, peran serta masyarakat dalam upaya pemilahan sampah B3 rumah tangga, sarana prasarana pemilahan sampah B3, implementasi pengelolaan sampah B3, hingga pengangkutan sampah B3 rumah tangga.
“Contoh limbah B3 rumah tangga adalah parfum, botol bekas, pestisida, botol cairan desinfeksi hingga baterai. Yang kita nilai adalah kepedulian, kepekaan, pemilahan hingga pengolahan sampah B3 rumah tangga itu. Semoga bisa menjadi virus positif bagi lingkungan sekitar lainnya, ” harapnya.
Sementara itu, saat ini lomba Kelompok Masyarakat Peduli Sampah Spesifik sedang masuk dalam tahap penilaian. Kali ini, Kamis (10/2) penilaian berlangsung di Kampung Gemas Implan, RW 06, Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung. Proses penilaian berlangsung secara terbatas dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Tidak begitu banyak persiapan yang kami siapkan. Pasalnya, pemilahan dan pengolahan sampah sudah menjadi rutinitas Kampung Gemas Implan RW 06 ini. Namun, sedikit pemaksimalan terhadap pemilahan tetap kita lakukan. Semoga bisa menang, dan membawa nama Gandasari dan Jatiuwung dikancah Kota Tangerang, ” harap Minah, Ketua Kampung Gemas Implan, usai penilaian.
(Hms/Hbi)